Minggu, 02 Februari 2014

doa saya kemarin dan hari ini...

Allah...
saya tahu, tentu Engkau lebih mengerti, mengapa saya kepengen sekali, bahkan sering berdoa dan mengadu kepadamu supaya bisa merantau atau setidaknya mendapat pekerjaan di kota lain, tinggal jauh dari orang tua,  memulai kehidupan dan nafas yang baru di sana.

Rabu, 22 Januari 2014

Rapor Biru Untuk Jokowi


 http://cakcholik.blogdetik.com/2013/10/21/rapor-biru-untuk-jokowi/



Entahlah saya tertarik memilih judul ini sebagai ulasan atas artikel tulisan pak dhe, entahlah pula mengapa saya begitu tertarik menjadikan artikel tentang pak jokowi yang di tulis pakdhe sebagai ulasan saya. Barangkali karena rindunya saya sebagai rakyat biasa ini, memiliki pemimpin setegas pak jokowi. Kita juga bisa melihat betapa rakyat begitu mencintainya, setiap kali mengadakan blusukan selalu saja masyarakat berebut bersalaman dengannya. Ya bukan rahasia umum lagi jika kiprah pak jokowi begitu menarik untuk di simak, Untuk di jadikan teladan bagi para pemimpin di seantero indonesia raya ini, saya setuju sekali program blusukan pak jokowi,  layak sekali diapresiasi dengan raport biru. Sebab, saya merasa kinerja beliau memang begitu mengagumkan di tengah kisruh para pemimpin yang saat ini hanya sibuk berkutat dengan masalah korupsi yang tiada habisnya. Permasalahan intern partai yang kadang memuakkan.
Rakyat indonesia juga sudah tentu merindukan sosok pemimpin yang merakyat sepertinya.
Kita lihat saja nanti, apakah beliau juga turut meramaikan pemilu 2014 ini. Harapan saya beliau tidak hanya memimpin jakarta, tetapi semoga bisa dan berkenan memimpin indonesia kedepannya. Harapan saya pula, beliau tetap menjadi sahabat rakyat.



PAGAR ALAM, 22 JANUARI 2014



bahagia

ayah...
emak....
cita-cita saya mengajar akhirnya terwujud juga. saya bahagia sekali. semoga pun kalian. saya hanya ingin melihat kalian bangga....

Senin, 09 Desember 2013

tentang......


ayah....
alhamdulillah, ini genap saya tiga bulan bekerja di sini  sebagai operator kepala sekolah, ada banyak kebahagian dan juga air mata yang terkuras berjalan beriringan. ya, namanya juga ikut orang, saya kerap merasa terpinggirkan, sebab saya tahu, saya tak ada sesiapa di sini. kepala sekolah atau guru disini bukan siapa-siapa saya. hanya teman yang baru saya kenal.
beberapa minggu ini, saya begitu merasakan apa yang dikatakan pegawai lama yang pernah bekerja disana, saya tak pernah diijinkan untuk istirahat, jika saya lelah saya bercengkerama dengan teman-teman di kantor, baru sebentar saya menikmati makanan yang dibeli teman-teman, sudah pasti saya akan dipanggil, dan disuruh melanjutkan pekerjaan baru yang sebetulnya pekerjaan lama saja belum usai saya tuntaskan. terpaksa saya urung merampungkan sisa makan saya. lelah sekali, sebab teman-teman mengira saya tak mau berbaur dengan mereka, padahal mereka tahu jika kepala sekolah sudah stay di sekolah beragam pekerjaan yang sebetulnya sepele akan ia cari-cari. tapi mereka tak juga mengerti, malah sayup -sayup saya dengar mereka membicarakan dan menggunjingkan saya sok rajin, sok sibuk, ah ayah... saya lelah sekali, bukan cita cita saya jadi operator begini, saya berharap dapat mengajar sesuai cita-cita saya.
saya ingin pergi dari kedzoliman yang dilakukan rekan kerja dan atasan saya.
saya selalu mohon kepada Allah,  agar berkenan mengangkat derajat saya. agar tak lagi diperlakukan semena-mena seperti ini...............


Senin, 29 Oktober 2012

INFO LOMBA

1. lomba puisi DL 30 NOVEMBER
https://www.facebook.com/notes/penerbit-liby/event-menulis-puisi-flash-fiction-100-puisi-50-ff-akan-dibukukan-grandprize-bb-v/151800128299346
2.DL 1 DESEMBER
https://www.facebook.com/groups/169713406459422/doc/330106090420152/

Selasa, 25 September 2012

PUISI UNTUK HALAMAN MOTTO DISKRIPSI


Alasan inilah yang hendak kita baca;
sejak kita memulai pertaruhan yang ingin segera kita tuntaskan
pelan-pelan kita mengumpulkan kalimat;

sesungguhnya dada kita telah gontai menampung harapan-harapan.

Sudah berkertas-kertas kita tuliskan cita-cita. Di skripsi kita, catatan-catatan, atau bantal tempat kita menidurkan kelelahan-kelelahan. Dan malam begitu paham; kepada kita yang kerap ditumbuhi kecemasan-kecemasan.

Kemudian  yang menjadikan mata kita begitu khusyuk memandangi kepuasan, kerja keras kita ini, keluh kesah ini; kelak akan membayar keringat yang pernah melipat-lipat kita. Hingga kita lupa toga yang kita lempar di atas kepala, adalah hal paling membuat kita tak mampu berkata-kata selain;’’dan takdir memang kita lah yang menentukan’’.



Rabu, 18 April 2012

PUISI YANG KUTULIS KETIKA KKN



HARAPAN KOSONG

OLEH: Imam Apriansyah

Tak ingin terlalu menyanjungkan sebuah harapan, karena kutahu terkadang harapan hanya sebuah lagu omong kosong yang kerap dinyanyikan disetiap pesta kesakitan.
Hamparan debu-debu jalanan yang pernah kupijak, hanya memberi isyarat tentang gersang dan tandusnya sebuah percintaan.
Telah berlalu ratusan kalimat, ditanah-dimana aku dan kamu saling bertegur sapa dan mulai memahami betapa rasa kehilangan itu adalah hal yang teramat berat untuk kita renungkan
Namun perlahan aku mengerti mengapa bening air mata selalu saja senang mengucur deras dilelehan luka
Adalah karena mata kita terlalu lemah menahan beban yang sesungguhnya tak mampu ia tanggung.

Dengarlah sejenak alunan nada-nada angin yang berhembus dibibir hatimu
Desah cuaca, lolongan langit dan sederetan musim yang berlalu dimatamu, kuharap ia kan lekat menjumpai senyum yang begitu sulit kudapat ketika seseorang begitu manja bermukim diwajahmu.
Aku tak tahu seberapa besar kesabaran mampu kutanam dalam diam
Sedangkan langit tak hentinya menjatuhkan tuduhan pada hujan
Malam meratapi kekegelapan
Dan angin berbisik dingin.

Aku ingin sekali ini saja membunuh rasa kehilangan yang tak ingin mengekalkan kebahagiaan pada awan dan ilalang. Sekali saja.

Mingkik, 2 april 2012


TENTANG SEBUAH PERASAAN

OLEH: Imam Apriansyah

Disebuah perjamuan pagi
Antara ranum mentari dan harum angin disisi bukit
Disana adalah sebangun istana berbunga yang harus kau tanami
Senyata putih peri dan bidadari yang selama ini mengganggu lelap tawamu

Barangkali kaulah yang tahu mengapa langit hari ini begitu membiru
Adalah karena garis-garis wajahmu terlanjur lekat dikanvas hatiku
Biarpun kini seseorang tengah asyik mengukir pahatan luka didinding hatimu yang putih
Namun kutahu ia hanya sepenggal cerita, yang masih bisa kau hapus sebagai sebentuk kenangan terperih

Dinda…
Inilah istanaku, istana yang dibangun oleh ribuan kata tentang hangat senyummu.
Mentari tak akan mampu menggelincirkan embun yang begitu betah bertengger dimatamu.
Dan aku tahu esok atau entah kapan kau akan mengerti mengapa bening air mata selalu saja jadi alasan doaku untukkmu. Karena aku disini ingin jadi malam saja yang leluasa menemuimu dirimbun keluh.

Mingkik 12 maret 2012 05:57